Mengapa Menguap Menular ?

Apa sih menguap ?

Pernah kah kita ketika duduk bersama teman, kemudian salah satu diantaranya menguap lantas kita pun tanpa disadari ikut menguap juga??? Sadar tidak sadar hal tersebut dapat terjadi pada kita.

Suatu fenomena dimana seseorang membuka mulutnya dibarengi dengan tertariknya udara dari luar mulut yang menandakan rasa kantuk pada diri seseorang dikenal dengan sebutan menguap. Menguap adalah suatu fenomena yang lazim terjadi pada seseorang mulai dari balita sampai tua renta.




Menurut KBBI Kemendikbud menguap berasal dari kata ku.ap (bentuk tidak baku: uap2) yang memiliki pengertian suatu perihal (perbuatan) mengangakan mulut dengan menarik dan mengeluarkan napas karena mengantuk. 

Berdasarkan penegrtian tersebut, menguap senantiasa dikaitkan dengan fenomena mengantuk. Secara umum menguap adalah pertanda seseorang telah mengalami rasa kantuk atau karena faktor kurang tidur (minimal tidur 6-8 jam/hari). 

Tapi, pernahkan kita menganalisa, apakah setiap seseorang menguap itu tanda muncul rasa mengantuk ? Ya, pertanda seseorang mengantuk adalah menguap. Ada juga yang mengatakan bahwa menguap bisa disebabkan karena kelelahan atau seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup. Atau bisa saja seseorang mengalami gangguan tidur sehingga ia mudah menguap bahkan menguap dengan frekuensi yang cukup cepat. 

Dalam kondisi lain, menguap dapat terjadi pada saat seseorang mengikuti suatu kelas, baik kelas formal di sekolah maupun kelas non formal. Biasanya, kondisi ini akan memicu munculnya rasa bosan dan akan mengakibatkan seseorang menguap. Rasa bosan inilah yang menjadi pemicu lain terjadinya fenomena menguap.

Menguap menular ? benarkah ?

Sebelum membahas apakah menguap menular atau tidak, ada informasi menarik mengenai menguap. Apa itu ? Dari yang kami ketahui dari laman alodokter.com, bahwa menguap memiliki fungsi untuk mendinginkan otak. Itu adalah suatu teori yang dikemukakan oleh peneliti. Menurut peneliti tersebut, ketika menguap, Anda akan melakukan peregangan rahang yang sangat kuat sehingga bisa meningkatkan aliran darah pada leher, wajah, dan kepala. Ketika mengambil napas dalam-dalam saat menguap, udara dingin akan masuk ke dalam rongga sinus dan sekitar arteri karotis menuju ke otak kembali. Hal ini bisa membantu mengeluarkan hawa panas pada otak.

Berkaitan dengan menularnya "menguap", sebuah penelitian dilakukan kepada anak-anak normal dan penderita autisme. Mereka ditampilkan sebuah video yang berisi orang-orang yang sedang menguap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak normal terlihat lebih sering menguap ketimbang anak-anak autisme. Hal itu dianggap wajar karena anak-anak autisme memiliki gangguan yang memengaruhi interaksi sosial, termasuk kemampuan berempati kepada orang lain. Ini menguatkan teori bahwa menguap bersifat menular sebagai rasa empati kepada orang lain.

Ada juga yang menyebutkan bahwa menguap merupakan salah satu tanda seseorang memiliki penyakit. Disebutkan bahwa meski tidak umum terjadi, menguap, terutama yang terjadi secara berlebihan, bisa menjadi pertanda bahwa Anda memiliki penyakit tertentu, seperti tumor otak, stroke, epilepsi, multiple sclerosis, gagal hati, atau sinkop vasovagal (mudah pingsan).

Untuk hal ini, sebaiknya jika fenomena menguap yang berlebihan atau di luar kondisi normal, sebaiknya segera mengkonsultasikan diri ke dokter atau tenaga medis yang bersangkutan. 


Semoga bermanfaat ya !!!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

www.domainesia.com