6 Animalia - Sistem Koordinasi (Campbell Jilid 3)
Koordinasi dan Kontrol
Jaringan, organ, dan sistem organ seekor hewan harus bekerja sama satu sama lain. Misalnya, selama menyelam dalam waktu yang lama, anjing laut memperlambat detak jantungnya, mengempiskan paru-paru, dan menurunkan suhu tubuhnya sambil mendorong dirinya ke depan dengan sirip belakang. Koordinasi aktifitas tubuh di sekujur tubuh hewan dengan cara ini membutuhkan komunikasi. Sinyal-sinyal apa yang digunakan? Bagaimana sinyal-sinyal tersebut bergerak di dalam tubuh? Ada dua jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini, mencerminkan kedua sistem utama untuk kontrol dan koordinasi, yaitu sistem saraf dan sistem endokrin. Pada sistem endokrin, molekul-molekul persinyalan yang dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel endokrin mencapai seluruh lokasi di dalam tubuh. Pada sistem saraf, neuron-neuron mentransmisikan informasi di antara lokasi-lokasi yang spesifik.
Hormon
Molekul-molekul persinyalan yang disebarkan ke seluruh tubuh oleh sistem endokrin yang disebut Hormon (hormone). Hormon-hormon yang berbeda menyebabkan efek-efek yang berbeda pula, dan hanya sel-sel yang memiliki reseptor untuk hormon tertentu yang akan meresponsnya. Bergantung pada sel-sel apa yang memiliki reseptor untuk hormon tersebut. Hormon mungkin memiliki efek pada satu lokasi saja atau di berbagai bagian tubuh. Sel-sel, pada gilirannya dapat mengekspresikan lebih dari satu tipe reseptor. Dengan demikian, sel-sel di dalam ovarium dan testis tidak hanya diregulasi oleh hormon-hormon seks, namun juga oleh hormon-hormon metabolik. Hormon-hormon semacam itu mencakup insulin, yang mengontrol kadar glukosa di dalam darah dengan mengikat dan meregulasi setiap sel di luar otak.
Hormon bekerja relatif lambat. Perlu waktu beberapa detik agar insulin dan hormon-hormon yang lain dilepaskan ke dalam aliran darah dan diangkut ke seluruh tubuh. Akan tetapi, efek-efek hormon seringkali bertahan lama, sebab hormon tetap berada di dalam aliran darah dan jaringan target selama beberapa detik, menit atau berjam-jam lamanya.
Saraf
Pada sistem saraf, sinyal tidak dipancarkan ke seluruh tubuh. Sebagai gantinya, setiap siyal disebut impuls saraf, berjalan ke sel target di sepanjang jalur komunikasi tersendiri, yang terdiri dari penjuluran-penjuluran neuron yang disebut akson. Ada empat tipe sel yang menerima impuls saraf, yaitu sel otot, sel endokrin, sel eksokrin, dan neuron lainnya, Tidak seperti sistem endokrin, sistem saraf meneruskan informasi melalui jalur yang diambil oleh sinyal. Misalnya seseorang dapat membedakan bermacam-macam not musik karena setiap frekuensi not mengaktivasi neuron-neuron berbeda yang menghubungkan telinga dan otak.
Persinyalan pada sistem saraf biasanya melibatkan lebih dari satu tipe sinyal. Impuls saraf berjalan di dalam akson, terkadang menempuh jarak yang jauh, sebagai perubahan voltase. Namun pada banyak kasus, sinyal-sinyal yang lewat dari satu neuron ke neuron yang lain melibatkan sinyal-sinyal zat kimia yang berjarak sangat pendek. Secara keseluruhan, transmisi berjalan luar biasa cepat, impuls saraf hanya memerlukan sepersekian detik untuk mencapai target dan bertahan hanya sepersekian detik pula.
Karena kedua sistem komunikasi utama tubuh berebda dalam tipe, transmisi, kecepatan, dan durasi sinyal, keduanya teradaptasi untuk fungsi yang berbeda-beda. Sistem endokrin cocok sekali untuk mengkoordinasi perubahan-perubahan bertahap yang memengaruhi seluruh tubuh, seperti pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, proses metabolik, serta pencernaan. Sistem saraf cocok untuk mengarahkan respons yang langsung dan cepat ke lingkungan, terutama dalam mengontrol lokomosi cepat dan perilaku. Kedua sistem berkontribusi dalam menjaga lingkungan internal yang stabil.
Sumber : Buku Biologi Campbell Reece (Jilid 3) Edisi Kedelapan
Sumber : Buku Biologi Campbell Reece (Jilid 3) Edisi Kedelapan