2 Animalia - Bentuk Hewan (Campbell Jilid 3)
Bentuk dan Fungsi Hewan Berkorelasi pada Semua Tingkat Organisasi
Ukuran dan bentuk hewan merupakan aspek-aspek yang mendasar dari bentuk yang secara signifikan memengaruhi cara hewan berinteraksi dengan lingkungannya. Walaupun kita dapat menyebutkan ukuran dan bentuk sebagai unsur-unsur 'bangun tubuh' atau 'desain', ini tidak mengimplikasikan suatu proses perancangan secara sadar. Bangun tubuh suatu hewan merupakan hasil dari pola perkembangan yang diprogram oleh genom, dan merupakan produk dari evolusi selama jutaan tahun.
Batasan Fisik pada Ukuran dan Bentuk Hewan
Kebanyakan bangun tubuh yang berbeda muncul selama evolusi, namun variasi-variasi tersebut berada di dalam batasan-batasan tertentu. Hukum-hukum fisika yang mengatur kekuatan, difusi, pergerakan dan pertukaran panas membatasi kisaran bentuk-bentuk hewan.
Sebagai contoh, bagaimana hukum fisika membatasi evolusi, mari kita kaji bagaimana beberapa sifat air membatasi kemungkinan bentuk hewan yang merupakan perenang cepat. Air sekitar seribu kali lebih rapat dari udara dan jauh lebih kental. Dengan demikian, benjolan apapun pada permukaan tubuh hewan yang menyebabkan gesekan akan menghambat hewan perenang lebih dari hewan pelari atau penerbang.
Tuna dan ikan bersirip duri atau ikan perenang cepat lainnya mampu berenang dengan kecepatan mencapai 80 km/jam. Hiu, penguin, lumba-lumba, dan anjing laut juga merupakan perenang cepat. Hewan-hewan tersebut memiliki bentuk/kontur tubuh streamline: bentuk fusiformis yang berarti meruncing di kedua ujung. Bentuk serupa yang ditemukan pada ikan, burung, dan mamalia yang gesit ini merupakan contoh evolusi konvergen. Seleksi alam seringkali membentuk adaptasi-adaptasi serupa ketika organisme-organisme yang beraneka ragam menghadapi tantangan lingkungan yang sama, misalnya resistensi air terhadap pergerakan yang cepat.
Hukum-hukum fisika juga memengaruhi bangun tubuh hewan berkaitan dengan ukuran maksimum. Seiring peningkatan dimensi tubuh, rangka yang lebih tebal dibutuhkan untuk mempertahankan kekuatan yang cukup. Pembatasan ini memengaruhi rangka internal (endoskeleton), misalnya rangka vertebarata, maupun rangka eksternal (eksoskeleton), misalnya rangka serangga dan arthropoda lainnya. Selain itu, saat ukuran tubuh meningkat, otot-otot yang dibutuhkan untuk lokomosi (gerak) harus merepresentasikan frkasi total massa tubuh yang semakin besar. Pada titik tertentu, mobilitas menjadi terbatas. Dengan mempertimbangkan fraksi massa tubuh pada otot kaki dan gaya efektif yang dihasilkan oleh otot semacam itu, para saintis dapat mengestimasi kecepatan lari maksimum untuk berbagai macam bangun tubuh. Kalkulasi semacam itu mengindikasikan bahwa Tyrannosaurus rex, setinggi lebih dari 6 m, barangkali dapat mencapai kecepatan 30 km/jam, sama cepatnya dengan pemain sepak bola profesional namun tidak sekencang seperti yang digambarkan pada film Jurrasic Park.
Sumber : Buku Biologi Campbell Reece (Jilid 3) Edisi Kedelapan