PORIFERA : Ciri-ciri, Klasifikasi dan Peranan (Invertebrata)

FILUM PORIFERA

Secara Bahasa porifera berasal dari kata poros yang artinya pori atau saluran dan kata feres artinya memiliki. Jenis-jenis hewan dari filum Porifera  dikenal sebagai sepon (sponges). Menurut data disebutkan bahwa Sepon umumnya hidup di perairan dangkal, sebagian besar atau 5000 spesies (98%) hidup di laut dan sisanya hidup di perairan tawar (150 spesies). Hewan ini hidup sesil atau bersifat menempel pada dasar permukaan dengan berbagai macam substrat, seperti batu-batuan, pecahan cangkang, dan karang. Beberapa spesies bahkan ada yang hidup di pasir dan dasar lumpur. Dalam hidupnya sepon sangat tergantung pada partikel-partikel tersuspensi di dalam air sebagai makanannya.
Porifera Ciri Klasifikasi dan Peranan

CIRI DAN KARAKTERISTIK 

Untuk lebih mengenal tentang anggota filum porifera, mari kita mengenal beberapa ciri dan karakternya berikut ini :
  1. Hewan yang berpori di sekujur tubuhnya yang disebut ostium / porosit.
  2. Hewan metazoa (bersel banyak) atau multiseluler paling sederhana karena kumpulan selnya belum terorganisir dengan baik
  3. Struktur tubuhnya bersifat diploblastic (terdiri atas 2 lapisan embrional)
  4. Tidak memiliki organ khusus untuk reproduksi, digesti, respirasi, sensori ataupun ekskresi
  5. Kemampuan dalam bergerak sangat terbatas dan hidupnya bersifat menempel (sesil)
  6. Simetri hewan ini umumnya adalah asimetri dan beberapa spesies lain menunjukkan simetri radial
  7. Bentuk Porifera umumnya, seperti jambangan bunga atau karung dengan rongga di dalam tubuhnya yang disebut spongosel (spongocoel) dan mulut karungnya disebut oskulum (osculum)
  8. Habitat di perairan jernih, dangkal, dan menempel pada berbagai substrat, termasuk dasar perairan berpasir atau berlumpur

STRUKTUR TUBUH PORIFERA

Bentuk Porifera umumnya, seperti jambangan bunga atau karung dengan rongga di dalam tubuhnya yang disebut spongosel  dan mulut karungnya disebut oskulum. Tubuh porifera memiliki struktur diplobalstik (memiliki dua lapisan) yaitu :
  • Lapisan luar yang merupakan lapisan epidermis. Terdiri dari pinakosit, memiliki bentuk sel-sel poligonal yang tersusun secara merapat.
  • Lapisan dalam, berupa koanosit. Adapun fungsi dari sel koanosit adalah sebagai organ respirasi serta mengatur mengenai pergerakan air. Terdapat juga mesophyl (mesoglea) yaitu antara lapisan luar dan lapisan dalam.
Struktur Tubuh Porifera (Spons)
Struktur Tubuh Porifera (Spons)


Pada Porifera yang sederhana, dinding rongga spongosel berisi sel-sel bercorong dan berflagel yang disebut koanosit. Sel-sel koanosit tersebut berfungsi sebagai pemicu terjadinya aliran air dari luar ke dalam tubuhnya, menangkap partikel-partikel makanan, dan menangkap spermatozoa yang datang untuk fertilisasi. Sel-sel koanosit bertumpu pada lapisan bergelatin, aselular, dan tak hidup yang disebut lapisan mesohil. Walaupun tak hidup, lapisan ini berisi sel-sel hidup, seperti sel-sel amoeboid (untuk transportasi O2 dan zat-zat makanan, ekskresi serta sebagai penghasil gelatin) yang disebut arkeosit. Sel-sel arkeosit selain berfungsi dalam pengeluaran bahanbahan tak berguna sisa metabolisme, juga menunjang pembentukan spikula atau spongin (semacam protein kolagen). Sel-sel yang mensekresi spikula disebut sklerosit dan yang mensekresi serat-serat spongin disebut spongosit. Spikula amat beragam bentuknya tergantung pada spesiesnya, ada yang berbentuk jarum, bintang, bercabang tiga, dan sebagainya.

KLASIFIKASI PORIFERA

Sebelum membahas klasifikasi filum porifera, anggota filum porifera memiliki tipe saluran air dalam tubuh yang berbeda. Saluran air porifera dibedakan menjadi tiga, yaitu askon, sikon, dan leucon. Perbedaan ini terlihat dari tingkat kerumitan saluran air yang berawal dari ostium sampai menuju rongga spongosol. Filum Porifera memiliki empat kelas di bawahnya yaitu mencakup kelas Calcarea, Hexatinellida, Demospongiae, dan Sclerospongiae.

Kelas Calcarea

Anggota kelas ini memiliki Spikula berbentuk seperti kapur, memiliki tipe monaxon, triaxon atau tetraxon; mempunyai bagian permukaan tubuh yang berbulu; kelas ini mempunyai warna gelap; adapun tingginya sekitar kurang dari 15 cm. Pada kelas ini terbagi dalam 2 ordo yaitu :
  • Ordo Homocoela yang merupakan ordo dengan tipe asconoid; memiliki dinding tubuh yang tipis; contoh pada bagian ordo ini yaitu Leucosolenia dan Clathrina. 
  • Ordo Heterocoela yang memiliki ciri dengan tipe syconoid atau leuconoid; terdapat dinding tubuh dengan struktur yang tebal misalnya terdapat pada jenis Scypha.

Kelas Hexatinellida

Anggota kelas ini memiliki ciri-ciri yaitu, Spons seperti kaca, spikul dengan bentuk silikat, hexactinal, sebagian berbentuk seperti pada pagar, beberapa jenis lainnya seperti kaca; mempunyai tipe seperti syconoid; adapun bentuk tubuh pada kelas ini silindris, datar atau bertangkai; tingginya mencapai 90 cm; dapat ditemukan di laut dengan kedalaman sekitar 90 cm sampai 5000 m. 
  • Ordo Hexasterophora Mempunyai karakteristik sepeti Spikul berukuran kecil dengan hexactinal; contoh pada ordo ini yaitu: Euplectella aspergillum.
  • Ordo Amphidiscophora Pada ordo ini memiliki Spikul dengan ukuran yang kecil serta mempunyai kait-kait pada kedua bagian setiap ujungnya. Misalnya terdapat pada Hyalunema

Kelas Demospongiae

Anggota kelas ini memiliki Spikula dengan bentuk silikat, mempunyai serat seperti spons atau tidak ada sama sekali; jika terdapat spikul, spikulnya berbentuk monaxon atau tetraxon dengan memiliki tipe leuconoid.
  • Ordo Mixospongia Pada ordo ini terdapat ciri tidak terdapat spikul; memiliki bentuk tubuh yang sederhana tetapi tanpa kerangka. Misalnya Oscarella.
  • Ordo Hadromerida Mempunyai ciri-ciri seperti: Spikul besar dengan terpisah; beberapa contoh dari ordo ini : Suberites dan Cliona (spons pengebor)

Kelas Sclerospongiae

Berbeda dari spons kelas yang lain, Kelas Sclerospongiae tersusun atas rangka CaCO3 yang dihasilkan oleh spons karang (aragonit) terjalin di dalam serat-serat spons sampai terlihat hampir sama dengan batu koral. Kelas ini mempunyai ciri Spikul silikat, monoxan; merupakan jaringan yang hidup yang berbentuk lapisan tipis mengelilingi rangka kapur, adapun ukurannya memiliki diameter 1m; lebih banyak dijumpai pada sekitar daerah terumbu karang yang mempunyai continental slope di jamaika; seperti ceretoporella, merlia, dan storomatospongia.

PERANAN PORIFERA

Porifera adalah salah satu komponen utama dari komunitas akuatik, terutama di perairan dangkal. Mereka hidup bersaing dengan Metazoa sesil dalam hal memperoleh makanan dan khususnya ruang hidup. Sepon ternyata juga dapat menjadi habitat bagi Cyanobacteria, sebaliknya Cyanobacteria akan mensuplai oksigen dan nutrien untuk sepon. Beberapa spesies hewan avertebrata, terutama yang berukuran kecil ada yang hidup dalam saluran-saluran sepon. Hewan-hewan tersebut akan terlindungi dan mendapat suplai oksigen yang cukup karena air terus mengalir. Selain itu sepon juga menjadi makanan dari beberapa hewan karang. Beberapa spesies ikan karang, kura-kura dan moluska, terutama Nudibranchia merupakan pemakan sepon laut.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

www.domainesia.com