Adaptasi Tubuh Manusia terhadap Cuaca Panas
Adaptasi Tubuh Manusia
Akhir-akhir ini, kondisi suhu lingkungan di wilayah Indonesia secara umum mengalami kenaikan. Hal ini menimbulkan beberapa permasalahan lingkungan yang berdampak merugikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Diantara dampak yang sudah dirasakan adalah kekeringan. Mengeringnya (atau berkurangnya) sumber air seperti sumur, kolam atau badan air lainnya menjadi penyebab hilangnya sebagian besar penghidupan masyarakat. Misal, terjadinya kekeringan pada areal sawah sangat merugikan dan berpotensi menyebabkan gagal panen.
Nah, tidak hanya dampak terhadap lingkungan (ekosistem), tetapi tubuh kita pun akan mengalami dampaknya, yaitu tidak lain dan tidak bukan adalah suasana gerah. Kondisi ini diketahui sebagai respon terhadap lingkungan atau bisa dikatakan bahwa tubuh kita mengalami adaptasi (penyesuaian).
Adaptasi Tubuh terhadap Cuaca
Dalam kesemptan ini kita akan membahas mengenai adaptasi tubuh manusia terhadap cuaca (suhu lingkungan). Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan seseorang mengalami kegerahan.
Tubuh kita memang memiliki kemampuan beradaptasi, termasuk saat menghadapi cuaca panas. Dikutip dari laman kompas.com disebutkan bahwa ada kondisi dimana tubuh merespon terhadap suhu lingkungan agar fungsi tubuh tetap normal. Berikut adalah beberapa hal yang terjadi pada tubuh untuk menjaga fungsinya tetap normal.
- Saat suhu di luar mencapai 48 derajat celcius, tubuh akan memproduksi lebih banyak keringat agar kita bisa bertahan. Untuk mengimbanginya, kita disarankan untuk minum cukup air agar tubuh bisa memproduksi keringat.
Bila kita dehidrasi, tubuh tidak dapat menghasilkan keringat sehingga suhu tubuh akan meningkat.
- Serangan panas (heat stroke) terjadi saat suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius. Gejala yang dialami antara lain pusing, mual, muntah, kulit kemerahan, detak jantung meningkat, dan sakit kepala.
- Sebelum terjadi serangan panas, cuaca panas dan dehidrasi akan menyebabkan kelelahan akibat panas. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain kulit menjadi dingin, keringat mengucur deras, pusing, dan sakit kepala.
Segeralah mencari tempat yang sejuk dan minum air dingin atau minuman olahraga (sport drink) agar tidak menjadi serangan panas
Kaitan Suhu dengan Kulit
Respon tubuh terhadap suhu lingkungan sangat berkaitan dengan fungsi fisiologis dari kulit. Diketahui bahwa kulit adalah lapisan dalam tubuh yang dapat memberikan respon baik suhu rendah maupun suhu tinggi.
Kita dapat mengamati respon tubuh terhadap suhu melalui pengeluaran keringat. Produksi keringat oleh kelenjar keringat ada dibawah pengaturan hipotalamus dan enzim brandikinin yang dirangsang oleh perubahan suhu darah. Mekanisme produksi keringat pada kenaikan suhu tubuh:
Kita dapat mengamati respon tubuh terhadap suhu melalui pengeluaran keringat. Produksi keringat oleh kelenjar keringat ada dibawah pengaturan hipotalamus dan enzim brandikinin yang dirangsang oleh perubahan suhu darah. Mekanisme produksi keringat pada kenaikan suhu tubuh:
1) Kenaikan suhu tubuh menyebabkan meningkatnya suhu darah.
2) Tubuh menormalkan suhu tubuh dengan vasodilatasi (pelebaran kapiler darah) di sekitar kulit sebagai tempat pengeluaran panas.
3) Epidermis kulit yang panas kemudian didinginkan oleh keringat yang menyebabkan suhu tubuh kembali normal.
Mekanisme produksi keringat pada penurunan suhu tubuh:
1) Penurunan suhu tubuh menyebabkan turunnya suhu darah.
2) Tubuh menormalkan suhu tubuh dengan vasokonstriksi (penyempitan kapiler darah) di sekitar kulit agar memperlambat pengeluaran panas.